Lombok Tengah, NTB | Pena Keadilan – Pemerintah Desa Mangkung terus melangkah maju dengan meluncurkan program unggulan melalui pembentukan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP). Inisiatif ini bukan hanya sebatas menindaklanjuti arahan pemerintah pusat, tetapi juga menjadi jawaban atas kebutuhan riil masyarakat dalam membangun kemandirian ekonomi dari desa.
Koperasi ini telah melalui proses legal formal, dengan struktur pengurus resmi yang dibentuk melalui musyawarah desa. Pemerintah desa bekerja sama dengan para pengurus kini tengah merekrut anggota secara luas, dari perangkat desa hingga masyarakat umum.
“Langkah awal kami fokus pada perekrutan terbuka. Semua elemen masyarakat kami libatkan, dari kader, tokoh masyarakat, hingga warga biasa. Kami ingin koperasi ini menjadi milik bersama,” ujar Sekretaris Desa Mangkung, Lalu Muslihan.
Kantor Koperasi: Berjuang dari Nol, Bergerak untuk Semua
Kendati belum memiliki kantor yang representatif, pemerintah desa telah bergerak cepat mengajukan permohonan pemanfaatan aset daerah untuk difungsikan sebagai kantor koperasi. Lokasi yang diajukan berada tak jauh dari kantor desa.
“Meski belum layak sepenuhnya, kami sudah punya arah. Kami sudah bersurat ke Badan Pengelola Aset dan Keuangan Daerah, dan ada respons positif,” ungkap Muslihan.
6+ Unit Usaha Siap Digerakkan
KDMP disiapkan untuk menangani berbagai unit usaha strategis yang dekat dengan kehidupan masyarakat. Mulai dari pengadaan LPG, distribusi produk UMKM seperti kue kering dan basah, hingga penjualan hasil pertanian dan peternakan lokal.
“Sudah kami daftarkan NIB-nya. Rencananya lebih dari enam unit usaha yang akan dijalankan bertahap,” jelasnya.
Di bidang pertanian, koperasi akan memfasilitasi distribusi pupuk nonsubsidi dan obat-obatan, tanpa mematikan usaha pengecer lokal. Sementara di sektor peternakan, koperasi akan mendukung pengembangan ternak yang menjadi pasokan bahan baku MBG (Mandalika Beef Galore).
Arah Baru Penguatan Ekonomi Lokal
Tak hanya mengejar aspek komersial, koperasi ini didesain sebagai gerakan pemberdayaan. Kegiatan seperti pelatihan petani, pembentukan kelompok ternak, hingga wacana air minum isi ulang untuk mendukung gaya hidup sehat, menjadi bagian dari agenda jangka menengah.
“Kalau memungkinkan, kita kembangkan isi ulang air minum. Tapi saat ini fokus dulu pada sektor primer yang menyentuh mayoritas warga,” tambahnya.
Semua Bisa Bergabung, Tanpa Pengecualian
Pemerintah desa menegaskan bahwa koperasi ini bersifat terbuka dan inklusif. Semua warga bisa bergabung tanpa diskriminasi, sebagai bentuk nyata dari semangat gotong royong dan kemandirian ekonomi.
“Mari kita bangun koperasi ini bersama. Jangan sampai koperasi hanya berdiri nama, tapi pengurusnya pasif. Dana sudah digelontorkan, maka harus dikelola profesional. Kami akan rekrut SDM terbaik dari Mangkung yang punya kompetensi,” tegas Lalu Muslihan.
Desa Mangkung dikenal memiliki banyak lulusan sarjana, bahkan hingga jenjang doktor di bidang ekonomi dan hukum Islam. “Ini aset besar, tinggal bagaimana kita mau bersatu membangun,” ujarnya.
Catatan Redaksi
Koperasi Merah Putih Desa Mangkung menjadi contoh bahwa kemajuan desa dimulai dari niat kolektif dan kerja nyata. Saat koperasi menjadi alat perjuangan ekonomi warga, maka semangat kemerdekaan ekonomi benar-benar hidup di akar rumput.
️ Dilaporkan oleh Tim Redaksi Media Pena Keadilan (HSH)
Lombok Tengah, NTB