Lombok Barat, 31 Juli 2025 — Isu pemutusan hubungan kerja massal, lemahnya pengawasan ketenagakerjaan, hingga dugaan praktik pailit manipulatif, menjadi sorotan dalam kegiatan Peningkatan Kemampuan Teknis bagi Anggota Serikat Pekerja/Buruh yang digelar di Ballroom Hotel Jayakarta Senggigi, Kabupaten Lombok Barat.
Acara yang diselenggarakan oleh Kementerian Ketenagakerjaan RI ini menyatukan pengurus serikat dari berbagai tingkatan—PSP, DPC, hingga DPD Serikat Pekerja Nasional (SPN) Provinsi NTB—untuk memperkuat pemahaman teknis dan merumuskan sikap kolektif terhadap dinamika dunia kerja yang kian kompleks.
Serikat Pekerja Harus Maju, Kritis dan Solutif
Acara dibuka oleh Koordinator Pemberdayaan Organisasi Pekerja, Oloan Nadeak, yang menyapa peserta dengan semangat inklusif dan penuh optimisme. Dalam pidatonya, ia menekankan pentingnya serikat pekerja menjadi pelaku aktif dalam menciptakan keadilan hubungan industrial, bukan sekadar penonton.
“Kita tidak boleh hanya reaktif di jalanan, tapi harus proaktif dalam membangun dialog dan solusi. Serikat pekerja hari ini harus paham hukum, peka terhadap isu, dan solid secara organisasi,” tegasnya.
Ia juga menyinggung tren PHK yang melonjak di beberapa wilayah Indonesia. Menurutnya, ada potensi permainan di balik gelombang pailit yang diajukan oleh perusahaan.
“Banyak pekerja kehilangan haknya karena perusahaan menyalahgunakan proses pailit. Ini bukan lagi soal legalitas semata, tapi keadilan,” tegasnya. Ia pun mendorong revisi terhadap aturan pailit yang selama ini justru merugikan buruh.
Fokus pada Perlindungan Nyata: BPJS, BSU, dan Keadilan Sosial
Dalam forum tersebut, juga dibahas pentingnya memastikan pekerja terdaftar dalam program BPJS Ketenagakerjaan, agar tidak tertinggal dalam menerima Bantuan Subsidi Upah (BSU). Oloan mengingatkan bahwa masih banyak pekerja sektor informal atau kontrak yang belum tercover jaminan sosial.
“Jangan hanya menunggu, ingatkan perusahaan untuk mendaftarkan pekerjanya ke BPJS. Ini hak dasar, bukan belas kasihan,” ujarnya.
Ia juga menyinggung bahwa distribusi BSU mulai berjalan, meski masih ada laporan soal pekerja yang belum menerimanya akibat kesalahan data atau administrasi perusahaan.
Apresiasi Semangat Peserta
Kegiatan ini turut dihadiri oleh tokoh-tokoh penting Serikat Pekerja Nasional, seperti Ketua DPD SPN NTB Lalu Wirasakti, Ketua SPN Kota Mataram, Ketua SPN Lombok Barat, Ketua SPN Lombok Tengah, Ketua SPN Lombok Timur, yang masing bersama jajarannya, dan Pengurus Tingkat Perusahaan (PSP) serta Ketua Umum DPP SPN Iwan Kusmawan, yang mengapresiasi kehadiran aktif para peserta tersebut, dan mendorong peningkatan peran dalam advokasi pekerja di tingkat akar rumput.

Iwan Kusmawan dalam testimoninya menyebut bahwa masa depan perjuangan buruh terletak pada kematangan organisasi dan kesanggupan beradaptasi secara cerdas terhadap tantangan baru.
“Kita harus naik kelas. Jangan cuma bicara hak, tapi juga bicarakan strategi. Perusahaan makin pintar, kita juga harus makin tajam,” tegasnya.
Dialog, Bukan Konflik: Budaya Baru Perjuangan Serikat
Oloan Nadeak juga menekankan perlunya membangun budaya baru dalam penyelesaian konflik ketenagakerjaan. Ia mencontohkan pentingnya ruang dialog yang sehat dan tak emosional.
“Dulu marah di jalan, sekarang marah di meja perundingan. Tapi setelah itu, kita tetap merokok bareng. Inilah wajah perjuangan yang dewasa,” ucapnya disambut tawa peserta.
Ia juga menyebut pentingnya menghindari provokasi internal dan lebih fokus pada pencarian solusi hukum melalui pasal-pasal yang sudah diatur dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan.
Sinergi Tiga Pihak sebagai Kunci
Di akhir kegiatan, Oloan Nadeak menegaskan komitmen Kementerian Ketenagakerjaan untuk terus memperkuat sinergi antara pekerja, pengusaha, dan pemerintah. Ia percaya bahwa hubungan industrial yang harmonis hanya bisa terwujud jika semua pihak duduk sejajar dalam dialog sosial.
“Mari kita jadikan forum ini sebagai titik awal untuk menata ulang solidaritas, meningkatkan kapasitas, dan memperkuat perjuangan buruh yang lebih cerdas, beretika, dan terukur.”
Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, kegiatan resmi dibuka, dan diharapkan akan menjadi pemantik semangat baru bagi Serikat Pekerja Nasional provinsi NTB dalam menjawab tantangan zaman.
(HSH)